Bambu Laut (Isis hippuris)
Sepertinya hampir semua yang di darat juga ada di laut yah…? hehehe.., Sebut saja Sapi laut (Dugong dugong), Kelinci laut (Nudibranch), Kuda laut, Singa laut, Kura-kura laut (Penyu), dan yang pasti juga ada Ikan laut dong… hehehe…, Nah satu lagi sesuatu yang di darat yang juga ada di laut yakni BAMBU LAUT. Kita terkadang terkecoh dengan penamaan seperti itu, sebagai contohnya: kuda laut mungkin awalnya sebagian di antara kita mengiranya seperkasa kuda darat. Begitu juga dengan bambu laut, jangan kita bayangkan bisa dibuat tiang bendera atau dibuat angklung.
Bambu laut nama latinnya Isis hippuris LINNAEUS 1758 (Octocorallia, Calcaxonia, Isididae), merupakan salah satu jenis karang lunak (softcoral) atau sering juga disebut octocoral yang hidup di perairan tropis Indo-Pasifik. Di Indonesia jenis ini mendominasi perairan Indonesia bagian timur, terutama perairan Maluku dan Papua. Jenis ini dikelompokan dalam kelompok gorgonia, yaitu kelompok oktokoral yang tumbuh dan muncul dari substrat dasar dan mempunyai kerangka dalam (axial) yang kokoh. Kerangka (axial) terdiri dari gorgonin yang keras dan padat, yang sama dengan zat tanduk yang mengandung substansi kollagen dan senyawa protein.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, terutama di bidang kedokteran dan farmasi, telah dilakukan isolasi senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalam jaringan tubuh biota yang hidup di laut. Senyawa-senyawa tersebut telah diuji dan berkhasiat sebagai senyawa anti-bakteri, anti-kanker maupun anti-virus. Dalam hal ini octocoral jenis Isis hippuris LINNAEUS 1758, diketahui mengandung senyawa anti-virus.
Sistematika Klasifikasi dan Ciri-ciri Bambu Laut (Isis hippuris)
Bentuk pertumbuhan octocoral pada umumnya seperti pohon, muncul dari dasar substrat atau melekat di dasar perairan yang keras. Fauna ini termasuk kelompok gorgonia, tekstur tubuh kokoh, karena disangga oleh kerangka yang keras. Isis hippuris, dikelompokkan ke dalam kelompok gorgonia karena tumbuh dan muncul dari substrat dan memiliki kerangka internal yang kokoh yang terdiri dari zat gorgonin yang dibalut oleh lapisan koenensim sebagai tempat tumbuhnya polip (istilah untuk satu individu hewan karang).
Klasifikasi Isis hippuris, adalah sebagai berikut:
Filum : Coelenterata
Class : Anthozoa
Subclass : Octocorallia
Ordo : Scleraxonia
Subordo : Calcaxonia
Famili : Isididae
Genus : Isis
Spesies : Isis hippuris LINNAEUS1758
Secara sepintas di dalam air, koloni Bambu Laut (Isis hippuris) kelihatan mirip dengan koloni kelompok akar bahar Rhumpella sp., terutama pertumbuhan yang seperti semak dan permukaan koloni yang halus. Perbedaan yang khas adalah, Isis hippuris memiliki percabangan yang cenderung ke arah kanan, dan ujung atas koloni yang melengkung seperti busur. Demikian pula ukuran dan bentuk cabang-cabang, Rhumpella sp. memiliki cabang yang agak panjang, sedangkan Isis hippuris lebih pendek dengan ujung cabang lebih bulat. (GRASSHOF & BARGIBANH, 2001). Tekstur tubuh dan koloni Rhumpella sp. lebih lentur dan melambai-lambai bila datang arus atau ombak, sedangkan Bambu laut agak kaku dan hanya sedikit bergoyang bila kena ombak.
Morfologi dan Anatomi Bambu Laut (Isis hippuris)
Bentuk koloni seperti pohon, bercabang dengan percabangan vertikal, lebih menyerupai bidang datar seperti kipas, namun kadang-kadang pola percabangan juga bervariasi, dapat bercabang tak beraturan seperti semak. Koloni dengan bentuk pertumbuhan seperti semak umumnya pendek-pendek, sedangkan yang pertumbuhannya membentuk satu bidang datar lebih tinggi dan dapat lebih dari satu meter. Percabangan cenderung lebih rimbun dan condong ke arah kanan. Walaupun demikian, pertumbuhannya tetap tegak lurus. Kadang-kadang koloni tampak melengkung seperti busur atau tempat lilin. Tekstur cabang agak licin, berbentuk silinder dengan ujung yang membulat, tampak agak kasar bila polip berkontraksi. Polip tumbuh di lapisan luar yaitu lapisan koenensim. Lapisan koenensim ini membalut "axis" (kerangka dalam zat tanduk) yang mempunyai ciri khas yaitu bersegmen dan berwarna coklat kehitaman dan putih dan di bagian ini tidak ada spikula.
Pada beberapa jenis dari kelompok gorgonia, kadang-kadang lapisan koenensim disusun oleh senyawa kapur dalam bentuk spikula yaitu partikel kapur dengan bentuk seperti jarum yang bentuknya berbeda antara masing-masing jenis. Bentuk karakteristik dari spikula ini dipakai sebagai salah satu panduan dalam proses identifikasi sampai ke tingkat jenis.
Pada umumnya, jenis Isis hippuris, Ordo Scleraxonia, Subordo Calcaxonia, memiliki bentuk koloni seperti pohon, muncul dari dalam substrat, tumbuh tegak dengan medula yang identik dengan batang pada tumbuhan. Medula sangat kokoh dan kemudian membentuk cabang-cabang. Di bagian dalam batang maupun cabang ditemukan axis yang mengandung zat gorgonin yang keras. Axis dibalut oleh lapisan koenensim yang agak lunak dan merupakan tempat hidup polip (Gambar 1). Polip yang tumbuh di lapisan koenensim bersifat monomorfik yaitu hanya mempunyai satu tipe polip yang disebut autosoid. Polip autosoid merupakan polip yang berkembang baik, memiliki tentakel, berfungsi dan bertanggung jawab dalam kegiatan menangkap makanan maupun proses reproduksi. Polip tersusun melingkari cabang dan dapat ditarik masuk ke dalam koenensim sehingga permukaan cabang tampak licin dan halus.
"Sklerit" merupakan nama umum untuk kerangka dalam oktokoral yang berupa butiran kalsium karbonat yang terdapat di dalam jaringan endodermis. Istilah "spikula" biasanya dipakai untuk bentuk sklerit yang ujung-ujungnya runcing. Pada anggota oktokoral. peranan spikula sangat penting sebagai kerangka dalam untuk menyangga jaringan tubuh sehingga dapat tumbuh tegak. Pada Isis hippuris, spikula hanya terdapat pada lapisan koenensim. Lapisan koenensim mengandung spikula dengan kepadatan dan bentuk yang bervariasi. Spikula ini dipakai sebagai kunci identifikasi. Spikula atau sklerit diambil dari bagian permukaan dan bagian dalam dari koenensim. Di bagian permukaan, bentuk sklerit seperti gada kecil (club), ujung bawah meruncing, dengan tiga tonjolan karangan duri yang agak besar mengelilingi ujung bagian atas atau bagian kepala (terminal wart). Ukuran spikula di bagian dalam koenensim lebih besar, bentuk seperti kumparan (spindle), agak lonjong dengan 6-8 tonjolan karangan duri yang mengelilingi kumparan. Variasi bentuk dan ukuran spikula juga tergantung pada letak geografi dan lingkungan, dimana jenis ini berada. Pada lokasi yang sama, tetapi kedalaman yang berbeda, bentuk maupun ukuran spikula dapat berbeda. Bentuk spikula pada Isis hippuris dapat dilihat dalam Gambar 2.
Bambu Laut (Isis hippuris) tumbuh di perairan tropis yang dangkal dan jernih, jauh dari sedimentasi dan hempasan ombak. Di perairan Great Barrier Reef, Australia, kelimpahan tertinggi dicatat di daerah "mid-shelf reefs" dimana lebih terlindung dari hempasan ombak. Di perairan Pulau-Pulau Padaido, Biak, terutama Pulau-Pulau Padaido Atas, jenis ini ditemukan melimpah di rataan terumbu pada kedalaman 1-2 m (CRITC-COREMAP, 2006).
Ditinjau dari sebaran, jenis ini tersebar di perairan Andaman, Filipina, Tawan, Palau, Indonesia, Papua Nugini, Great Barrier Reef dan Kepulauan Ryukyu Jepang.
Sebaran Bambu Laut (Isis hippuris) di beberapa lokasi di Kepulauan Spermonde dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini
Bambu laut nama latinnya Isis hippuris LINNAEUS 1758 (Octocorallia, Calcaxonia, Isididae), merupakan salah satu jenis karang lunak (softcoral) atau sering juga disebut octocoral yang hidup di perairan tropis Indo-Pasifik. Di Indonesia jenis ini mendominasi perairan Indonesia bagian timur, terutama perairan Maluku dan Papua. Jenis ini dikelompokan dalam kelompok gorgonia, yaitu kelompok oktokoral yang tumbuh dan muncul dari substrat dasar dan mempunyai kerangka dalam (axial) yang kokoh. Kerangka (axial) terdiri dari gorgonin yang keras dan padat, yang sama dengan zat tanduk yang mengandung substansi kollagen dan senyawa protein.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, terutama di bidang kedokteran dan farmasi, telah dilakukan isolasi senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalam jaringan tubuh biota yang hidup di laut. Senyawa-senyawa tersebut telah diuji dan berkhasiat sebagai senyawa anti-bakteri, anti-kanker maupun anti-virus. Dalam hal ini octocoral jenis Isis hippuris LINNAEUS 1758, diketahui mengandung senyawa anti-virus.
Sistematika Klasifikasi dan Ciri-ciri Bambu Laut (Isis hippuris)
Bentuk pertumbuhan octocoral pada umumnya seperti pohon, muncul dari dasar substrat atau melekat di dasar perairan yang keras. Fauna ini termasuk kelompok gorgonia, tekstur tubuh kokoh, karena disangga oleh kerangka yang keras. Isis hippuris, dikelompokkan ke dalam kelompok gorgonia karena tumbuh dan muncul dari substrat dan memiliki kerangka internal yang kokoh yang terdiri dari zat gorgonin yang dibalut oleh lapisan koenensim sebagai tempat tumbuhnya polip (istilah untuk satu individu hewan karang).
Klasifikasi Isis hippuris, adalah sebagai berikut:
Filum : Coelenterata
Class : Anthozoa
Subclass : Octocorallia
Ordo : Scleraxonia
Subordo : Calcaxonia
Famili : Isididae
Genus : Isis
Spesies : Isis hippuris LINNAEUS1758
Secara sepintas di dalam air, koloni Bambu Laut (Isis hippuris) kelihatan mirip dengan koloni kelompok akar bahar Rhumpella sp., terutama pertumbuhan yang seperti semak dan permukaan koloni yang halus. Perbedaan yang khas adalah, Isis hippuris memiliki percabangan yang cenderung ke arah kanan, dan ujung atas koloni yang melengkung seperti busur. Demikian pula ukuran dan bentuk cabang-cabang, Rhumpella sp. memiliki cabang yang agak panjang, sedangkan Isis hippuris lebih pendek dengan ujung cabang lebih bulat. (GRASSHOF & BARGIBANH, 2001). Tekstur tubuh dan koloni Rhumpella sp. lebih lentur dan melambai-lambai bila datang arus atau ombak, sedangkan Bambu laut agak kaku dan hanya sedikit bergoyang bila kena ombak.
Morfologi dan Anatomi Bambu Laut (Isis hippuris)
Bentuk koloni seperti pohon, bercabang dengan percabangan vertikal, lebih menyerupai bidang datar seperti kipas, namun kadang-kadang pola percabangan juga bervariasi, dapat bercabang tak beraturan seperti semak. Koloni dengan bentuk pertumbuhan seperti semak umumnya pendek-pendek, sedangkan yang pertumbuhannya membentuk satu bidang datar lebih tinggi dan dapat lebih dari satu meter. Percabangan cenderung lebih rimbun dan condong ke arah kanan. Walaupun demikian, pertumbuhannya tetap tegak lurus. Kadang-kadang koloni tampak melengkung seperti busur atau tempat lilin. Tekstur cabang agak licin, berbentuk silinder dengan ujung yang membulat, tampak agak kasar bila polip berkontraksi. Polip tumbuh di lapisan luar yaitu lapisan koenensim. Lapisan koenensim ini membalut "axis" (kerangka dalam zat tanduk) yang mempunyai ciri khas yaitu bersegmen dan berwarna coklat kehitaman dan putih dan di bagian ini tidak ada spikula.
Pada beberapa jenis dari kelompok gorgonia, kadang-kadang lapisan koenensim disusun oleh senyawa kapur dalam bentuk spikula yaitu partikel kapur dengan bentuk seperti jarum yang bentuknya berbeda antara masing-masing jenis. Bentuk karakteristik dari spikula ini dipakai sebagai salah satu panduan dalam proses identifikasi sampai ke tingkat jenis.
Pada umumnya, jenis Isis hippuris, Ordo Scleraxonia, Subordo Calcaxonia, memiliki bentuk koloni seperti pohon, muncul dari dalam substrat, tumbuh tegak dengan medula yang identik dengan batang pada tumbuhan. Medula sangat kokoh dan kemudian membentuk cabang-cabang. Di bagian dalam batang maupun cabang ditemukan axis yang mengandung zat gorgonin yang keras. Axis dibalut oleh lapisan koenensim yang agak lunak dan merupakan tempat hidup polip (Gambar 1). Polip yang tumbuh di lapisan koenensim bersifat monomorfik yaitu hanya mempunyai satu tipe polip yang disebut autosoid. Polip autosoid merupakan polip yang berkembang baik, memiliki tentakel, berfungsi dan bertanggung jawab dalam kegiatan menangkap makanan maupun proses reproduksi. Polip tersusun melingkari cabang dan dapat ditarik masuk ke dalam koenensim sehingga permukaan cabang tampak licin dan halus.
Gambar 1. Penampang melintang cabang dari kelompok Calcaxonia. (Ax : axis; Pol: polip dan Cn : koenensim)
Sklerit (spikula) Bambu Laut (Isis hippuris)"Sklerit" merupakan nama umum untuk kerangka dalam oktokoral yang berupa butiran kalsium karbonat yang terdapat di dalam jaringan endodermis. Istilah "spikula" biasanya dipakai untuk bentuk sklerit yang ujung-ujungnya runcing. Pada anggota oktokoral. peranan spikula sangat penting sebagai kerangka dalam untuk menyangga jaringan tubuh sehingga dapat tumbuh tegak. Pada Isis hippuris, spikula hanya terdapat pada lapisan koenensim. Lapisan koenensim mengandung spikula dengan kepadatan dan bentuk yang bervariasi. Spikula ini dipakai sebagai kunci identifikasi. Spikula atau sklerit diambil dari bagian permukaan dan bagian dalam dari koenensim. Di bagian permukaan, bentuk sklerit seperti gada kecil (club), ujung bawah meruncing, dengan tiga tonjolan karangan duri yang agak besar mengelilingi ujung bagian atas atau bagian kepala (terminal wart). Ukuran spikula di bagian dalam koenensim lebih besar, bentuk seperti kumparan (spindle), agak lonjong dengan 6-8 tonjolan karangan duri yang mengelilingi kumparan. Variasi bentuk dan ukuran spikula juga tergantung pada letak geografi dan lingkungan, dimana jenis ini berada. Pada lokasi yang sama, tetapi kedalaman yang berbeda, bentuk maupun ukuran spikula dapat berbeda. Bentuk spikula pada Isis hippuris dapat dilihat dalam Gambar 2.
Gambar 2. Sclerit pada lapisan koenensim yang dicuplik dari permukaan dan bagian interior pada Bambu Laut (Isis hippuris) (Fabricius dan Alderslade, 2001).
Jika bagian lapisan koenensim dibuka maka terlihat kerangka medulla (axis) yang berwarna putih, diselingi warna coklat kehitaman. Bagian yang putih disebut internodus, sedangkan bagian yang berwarna coklat kehitaman yang kelihatan seperti sendi, disebut nodus (Gambar 3). Bagian nodus ini merupakan titik tumbuh "cabang-cabang" yang baru.
Gambar 3. Bagian axial pada Bambu Laut (Isis hippuris), (No : nodus; In : internodus) (Fabricius dan Alderslade, 2001)
Warrna koloni, kuning cerah, kuning kehijauan atau coklat muda (Gambar 4). Warna koloni ini dipengaruhi oleh kandungan pigmen dari alga uniseluler (zooxanthellae) yang hidup bersimbiosis di dalam jaringan koenensimnya.
Gambar 4. Bentuk koloni Bambu Laut (Isis hippuris) (Fabricius dan Alderslade, 2001)
Habitat dan Sebaran Bambu Laut (Isis hippuris)Bambu Laut (Isis hippuris) tumbuh di perairan tropis yang dangkal dan jernih, jauh dari sedimentasi dan hempasan ombak. Di perairan Great Barrier Reef, Australia, kelimpahan tertinggi dicatat di daerah "mid-shelf reefs" dimana lebih terlindung dari hempasan ombak. Di perairan Pulau-Pulau Padaido, Biak, terutama Pulau-Pulau Padaido Atas, jenis ini ditemukan melimpah di rataan terumbu pada kedalaman 1-2 m (CRITC-COREMAP, 2006).
Ditinjau dari sebaran, jenis ini tersebar di perairan Andaman, Filipina, Tawan, Palau, Indonesia, Papua Nugini, Great Barrier Reef dan Kepulauan Ryukyu Jepang.
Sebaran Bambu Laut (Isis hippuris) di beberapa lokasi di Kepulauan Spermonde dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini
Gambar 5. Persentase Jumlah koloni Bentuk Koloni Bambu Laut (Isis hippuris) di beberapa lokasi di Kepulauan Spermonde (Haris et al., 2010)
Sumber Pustaka- Manuputty, AEW., 2008. Isis hippuris Linnaeus 1758 Oktokoral Penghasil Anti Virus. Oseana
- 33(1):19-24
- Fabricius K dan Alderslade P. Soft Corals and Sea Fans. A comprehensive guide to the tropical shallow-water genera of the Central-West Pacific, The Indian Ocean and Red Sea. Townsville:AIMS Published
- Haris A, Tuwo, A dan Annas, A. 2010. KELIMPAHAN DAN DISTRIBUSI Isis hippuris DI PERAIRAN SPERMONDE, KOTA MAKASSAR. Torani 20(1):8-16
No comments