Header Ads

Mengenal Bulu Babi (Seaurchin/Echinoidea)

1. Gambaran Umum Bulu Babi

Secara taksonomi bulu babi termasuk dalam phylum echinodermata yaitu hewan yang kulitnya tersusun atas rangka duri. Anggota phylum echinodermata terdiri atas 6 kelas, yaitu echinoidea (bulu babi dan sand dollar), asteroidea (bintang laut), ophiuroidea (bintang mengular), holothuroidea (teripang), crinoidea (lili laut), dan concentricycloida. Kelas echinoidea berdasarkan bentuk tubuhnya terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok regularia dan irregularia (Ruppert dan Barnes, 1994). Bentuk umum dari kelompok regularia seperti bola tertekan yang membulat oval dan simetris radial, sedangkan irregularia hanya simetris bilateral dan umumnya membenamkan diri dalam sedimen (Aziz, 1987) sebagai deposit feeder (Austen et al., 1998)

Bulu Babi

Bulu babi merupakan biota laut penghuni ekosistem terumbu karang dan padang lamun yang umum dijumpai di perairan dangkal. Berbeda dari kelompok bintang laut dan bintang mengular, pada biota ini lengannya teredukasi sama sekali tetapi tetap memperlihatkan pola simetris pentaradial (Aziz, 1987).

Bulu babi merupakan hewan dioecious artinya individu jantan dengan gonad jantan (testis) dan individu betina dengan gonad betina (ovari). Petunjuk kelamin secara morfologi (sekunder) hanya dapat dilihat pada bentuk papilla genitalianya. Papilla genitalia hanya nampak jelas pada beberapa jenis tertentu saja sehingga secara umum sulit untuk membedakan antara individu jantan dan betina tanpa melihat gonadnya secara langsung (Radjab, 2001).

2. Sebaran Bulu Babi (Echinoidea) Pada Lamun

Pada zona lamun campuran, terutama yang didominasi oleh Thalassia dan Syringodium, biasanya lebih kaya akan fauna echinodermata. Selain berbagai jenis teripang biasanya terdapat berbagai jenis bulu babi (Aziz, 1996). Beberapa jenis bulu babi yang hidup pada daerah padang lamun adalah Prionocidaris verticillata, Mespilia globulus, Brissus latercarinatus, Tripneustes gratilla, Pseudoboletia maculata, Toxopneustes pileolus, Heterocentrotus trigonaris, Echinometra mathaei, Astropyga radiata, Diadema setosum, dan Echinothrix calamaris. Bulu babi jenis Diadema setosum, Tripneustes gratilla, dan Temnopleurus biasanya hidup mengelompok (berkoloni), sedangkan Toxopneustes pileolus, Salmacis bicolor, Echinothrix calamaris, Echinothrix diadema, Mespilia globulus, Astropyga radiata, dan Temnotrema siamense cenderung hidup soliter. Apabila terdapat koloni karang mati, biasanya ditemui juga jenis-jenis bulu babi meliang seperti, Echinometra mathaei dan Echinostrephus molaris (Susetiono, 2004). Apabila terdapat daerah terbuka di antara rumpun lamun, terutama dengan substrat campuran pasir dan lumpur, kemungkinan terdapat bulu babi irregularia seperti, marga Laganum, Clypeaster, Echinocyamus, Brissus, Metalia, dan Fibularia (Aziz, 1996).

3. Makanan dan Cara Makan Bulu Babi (Echinoidea) Pada Lamun

Secara umum sistem pencernaan pada semua kelompok bulu babi dibangun oleh unit yang sama, yaitu terdiri dari mulut, pharynx, esophagus, lambung, oral intestine, caecum, aboral intestine dan anus. Lambung merupakan bagian saluran pencernaan terpanjang. Saluran pencernaan pada kelompok regularia relatif lebih panjang bila dibandingkan dengan saluran pencernaan kelompok irregularia. Pada kelompok regularia terdapat rahang yang dilengkapi dengan gigi pemotong. Alat tersebut dikenal sebagai lentera aristoteles (Aziz, 1987). Bulu babi secara aktif akan memotong dan mengunyah daun lamun dan algae yang menjadi makanannya dengan menggunakan organ lentera Aristoteles (Sugiarto dan Supardi, 1995). Melalui analisis isi lambung dan percobaan di akuarium, bulu babi marga Diadema cenderung sebagai pemakan segala atau omnivora (Aziz, 1987).

Lentera aristoteles juga mampu memotong cangkang teritip, moluska, ataupun jenis bulu babi lainnya (Aziz, 1987). Lentera aristoletes ini hanya terdapat pada kelompok regularia. Pada kelompok irregularia, lentera aristoteles hanya ditemukan pada ordo Clypeasteroidea dalam bentuk yang lebih sederhana dan tereduksi fungsinya.

Mulut biasanya terdapat pada bagian tengah dari sisi oral. Mulut diikuti saluran pencernaan ke arah anus yang biasanya terletak pada sistem apical di sisi aboral. Saluran pencernaan berputar satu lingkaran penuh searah dengan arah jarum jam dan kemudian kembali berputar satu lingkaran penuh berlawanan arah dengan jarum jam (Gambar 1). Pada jenis heart urchin yang termasuk kelompok irregularia, mulut berada pada bagian anterior dari sisi oral sedangkan anus berada pada ujung posterior dari tubuh. Kedudukan saluran pencernaan pada prinsipnya sama dengan pada kelompok regularia. Pada kelompok "sand dollar", usus relatif lebih pendek dan melebar. Mulut terletak pada bagian tengah dari sisi oral sedangkan anus berada pada posisi asentris pada sisi aboral (Aziz, 1987).

Menurut (Aziz, 1999), sifat preferensi bulu babi dalam memilih makanan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kemudahan dan ketersediaan pakan di alam dan ada tidaknya zat kimia tertentu yang tidak disukai oleh bulu babi. Preferensi makanan bulu babi ditentukan oleh karakteristik fisik dan kimia dari makanan, keadaan fisiologis individu, dan kondisi lingkungan abiotik. Bulu babi cenderung menyukai makanan dengan komposisi tertentu. Daya grazing bulu babi berbanding lurus dengan ukuran tubuhnya (Lawrence et al., 2007). Preferensi makan bulu babi juga dipengaruhi oleh kondisi hidrodinamik, temperatur, dan cahaya. Umumnya bulu babi aktif pada malam hari (nokturnal) karena menghindari predator yang aktif pada siang hari. Kondisi fisiologis bulu babi yang mempengaruhi daya grazingnya adalah ukuran tubuh dan tingkat kematangan gonad (TKG) (Lawrence et al., 2007).

image

Gambar 1. Sketsa sistem pencernaan dan lentera aristoteles pada bulu babi regularia (Whalen, 2008)

Keterangan: A. Bagian kiri : oral, kanan : aboral, B. Daerah lentera aristoteles, 1. Cut edge of test, 2. Interambulacral plate, 3. Perignathic girdle, 4. Aristotele’s lantern, 5. Auricle, 6. Madreporite, 7. Pharynx, 8. Esophagus, 9. Caecum, 10. Small intestine, 11. Large intestine, 12. Rectum, 13. Siphon, 14. Peristomial membrane, 15. Pyramid, 16. Tooth, 17. Comminator muscles, 18. Connective tissue, 19. Ring canal, 20. Spongy body, 21. Stone canal, 22. Axial gland, 23. Radial water canal, 24. Ampulla, 25. Oral haemal ring, 26. Inner merginal sinus, 27. Outer marginal sinus, 28. Radial haemal sinus, 29. Aboral haemal ring, 30. Gonadal haemal channel, 31. Peripharyngeal nerve ring, 32. Radial nerve, 33. Deeper oral nerve plaque, 34. Aboral nerve ring, 35. Gonadal nerve branch, 36. Gonad

Pada daerah lamun bulu babi jenis Tripneustes gratilla berpindah secara acak 130 cm/hari (Nojima dan Mukai, 1985). Tripneustes ventricosus. rata-rata 21 cm/jam pada siang hari dan 53 cm/jam pada malam hari, pada daerah terumbu kurang dari 5 cm/jam pada siang hari dan 26 cm/jam di malam hari (Tertschnig, 1989). Strongylocentrotus droebachiensis dapat berpindah hingga 490 cm/hari (Dumont et al., 2006).

4. Asosiasi dan Predator Bulu Babi (Echinoidea)

Ikan-ikan kecil marga Aeoliscus strigatus sering kali berlindung di duri-duri marga Diadema, terutama pada Diadema yang hidup mengelompok (Sugiarto dan Supardi, 1995). Ikan ini berbentuk pisau dan bergerak naik-turun (vertikal). Bila merasa terganggu ia akan turun dan bersembunyi di duri-duri yang tajam. Ikan-ikan ini hidup dan mencari makan bersama kelompok bulu babi tempatnya berasosiasi. Selain ikan pisau-pisau, ikan-ikan kecil marga Apogon seringkali ditemukan hidup dan bersembunyi di antara duri-duri bulu babi ini

Bulu babi sebagai salah satu biota laut penghuni padang lamun juga mempunyai predator. Predator akan memakan gonad dan isi cangkang yang lunak pada bulu babi. Predator bulu babi adalah ikan-ikan dari genera Haemulon, Batistes, Anisotremus, Calamus, Diodon dan Canthidermis. Ikan-ikan ini memakan bulu babi dengan cara menyemprot bulu babi dengan kuat sehingga bulu babi terbalik. Kemudian ikan tersebut menyerang sisi oral yang tidak terlindung dari duri, lalu memakan organ dalamnya (Sugiarto dan Supardi, 1995).

5. Sistematika dan Klasifikasi Bulu Babi (Echinoidea) yang Hidup pada Daerah Padang Lamun

Sistematika echinoidea yang hidup pada daerah padang lamun (Ruppert dan Barnes, 1994; Susetiono, 2004) :

  • Kingdom : Animalia
    • Phylum : Echinodermata
      • Class : Echinoidea
        • Ordo : Diadematoida
          • Famili : Diadematidae
            • Genus : Diadema
              • Species : Diadema setosum (Leske, 1778)
            • Genus : Echinothrix
              • Species : Echinothrix calamaris (Pallas, 1774)
              • Species : Echinothrix diadema (Linnaeus, 1758)
            • Genus : Astropyga
              • Species : Astropyga radiata (Leske, 1778)
        • Ordo : Temnopleuroida
          • Famili : Toxopneustidae
            • Genus : Tripneustes
              • Species : Tripneustes gratilla (Linnaeus, 1758)
            • Genus : Toxopneustes
              • Species : Toxopneustes pileolus (Lamarck, 1816)
            • Genus : Pseudoboletia
              • Species : Pseudoboletia maculata (Troschel, 1869)
          • Famili : Temnopleuridae
            • Genus : Temnopleurus
              • Species : Temnopleurus sp. (L. Agassiz, 1841b)
            • Genus : Salmacis
              • Species : Salmacis bicolor (L. Agassiz dan Desor, 1846)
            • Genus : Temnotrema
              • Species : Temnotrema siamense (Mortensen, 1904)
            • Genus : Mespilia
            • Species : Mespilia globulus (Linnaeus, 1758)
        • Ordo : Cidaroida
          • Famili : Cidaridae
            • Genus : Prionocidaris
              • Species : Prionocidaris verticillata (Lamarck, 1816)
        • Ordo : Echinoida
          • Famili : Echinometridae
            • Genus : Heterocentrotus
              • Species : Heterocentrotus trigonaris
            • Genus : Echinometra
              • Species : Echinometra mathaei (Blainville, 1825)

No comments

Powered by Blogger.